Di jagat musik Indonesia tak sedikit lagu bertemakan janda. Lagu-lagu
tersebut, banyak yang bagus dan inspiratif. Tetapi ada juga yang terkesan
melecehkan dan merendahkan, seolah seorang janda yang lama ditinggal suami
akibat kawin lagi atau meninggal dunia,
bisa tiba-tiba jadi nakal, “gatal”, kemudian melakukan sesuatu di luar
kepatutan.
Salahsatu lagu yang terkesan melecehkan dan merendahkan
janda tersebut, adalah “Ceu Romlah”, lagu yang sempat populer di tahun 80-an
buah karya Doel Sumbang.
Doel Sumbang, melalui lagu itu, boleh jadi hanya ingin
memberikan “hiburan” atau “humor” bagi penggemarnya. Namun sepertinya, humor
itu terlalu dibuat-buat dan kering; khayalannya terlalu liar dan vulgar.
Nyimas yakin, seorang janda yang terangsang melakukan
hubungan suami istri, tidak akan seliar tokoh dalam lagu itu, “Ceu Romlah”. Itu
juga dialami Nyimas. Seorang janda, akan tetap memegang etika dan logika.
Ketika misalnya tak kuat ingin bersebadan, janda tahu cara
untuk menghindarinya, seperti berolahraga, istigfar atau sembahyang, tidak
justru melampiaskannya dengan melakukan sesuatu yang tidak patut, a-moral.
Belum yakin “Ceu Romlah” melecehkan janda? Silakan saja
lihat liriknya :
Ceu Romlah punya
seorang anak
Yang sampai sekarang
masih sering minta netek
Meski sudah gede
Ceu Romlah telah resmi
jadi janda
Sejak suaminya mati
lantaran kolera
Setahun yang lalu
Rupanya Ceu Romlah
nggak tahan kesepian
Rupanya Ceu Romlah
nggak tahan kedinginan
Soalnya Ceu Romlah
waktu malam Jumat Kliwon
Asyik bercumbu rayu
dengan Mang Juha yang banpol
Di samping rumah di
bawah pohon duren
Disaksikan bulan
purnama
Cumbu rayu antara Ceu
Romlah yang janda
Dengan Mang Juha….berlangsung
seru
Dari pukul 19.30
Sampai pukuil 23 Waktu
Indonesia Bagian Barat
Lirik lagu itu belum selesai. Dan ending lagunya ditutup
dengan keheranan sang anak, ketika ingin meminum ASI dari sang ibu.
Yakin sekarang, kan?
Nyimas tidak tahu bagaimana Doel Sumbang punya fikiran yang
liar dan vulgar seperti itu tentang janda. Dan perlu diakui, melalui lagu itu
Doel Sumbang seakan membuat frame bahwa janda memang seperti itu. Padahal
kenyataannya, tidak seperti itu.
Terakhir, lagu itu memang berbau humor, ingin membuat
tertawa pendengar dan penggemarnya. Namun bagi Nyimas, lagu itu jelas
melecehkan dan merendahkan janda. ***
0 Comments